Ini juga om Tanul yang bikin videonya masih amatir ama temen-temennya di Japan sana.
Selasa, 04 November 2008
Ikan-ikan Aneh Pasca Tsunami
Ikan-ikan aneh ini ditemukan pasca tsunami akhir tahun 2004 di daratan Sumatera, Indonesia.
Udang "Jogging" Jadi Hit di Internet
Satu udang yang "super-bugar" jadi hit besar di Internet karena bisa lari di "treadmill". Udang itu jogging dalam satu percobaan ilmiah dan videonya ditampilkan di Internet serta mendapat sambutan luas.
Daily Mail melaporkan, para ilmuwan menempatkan udang itu dalam mesin lari di tempat yang khusus dibuat untuk percobaan tersebut. Mesin itu dibenamkan dalam akuarium lalu si udang dibuat berlari di atasnya untuk mengetahui berapa jarak yang bisa dia tempuh untuk mendapatkan makanan.
Para ilmuwan kagum atas hasilnya. Binatang crustacean (berkulit keras) itu bisa menempuh 66 kaki/menit dan dapat bergerak selama tiga jam sebelum istirahat.
Video percobaan itu ditayangkan di Internet dan mendapat sambutan luas dari seluruh dunia, terbukti sudah satu juta penonton yang menggunakan YouTube untuk menyaksikan percobaan tersebut.
Beberapa orang malah menambah musik latar , misalnya "Benny Hill" dan "Chariots of Fire".
Seorang yang terlibat dalam percobaan itu, professor David Scholnick dari Pacific University di Oregon, AS, mengatakan eksperimen itu dilakukan dengan meletakkan satu udang yang sedang sakit di treadmill. Para ilmuwan pertama-tama ingin tahu seberapa jauh penyakit si udang akan mempengaruhi kemampuannya.
"Kami memvideokannya supaya bisa membuat perbandingan dengan udang sehat. Udang sehat lari dan berenang di treatmill dengan kecepatan maksimal 20 meter per menit dan mampu melakukannya berjam-jam tanpa banyak menunjukkan tanda-tanda kelelahan."
"Udang yang terinfeksi ternyata kurang aktif dan berkurang kemampuannya untuk pindah, mencari makanan, dan menghindar jadi santapan. Sejauh yang saya ketahui, ini adalah pertamakalinya udang menggunakan treadmill dan ternyata kemampuan mereka mengagumkan."
Prof Scholnick juga mengatakan kaget bahwa video udang empat inci itu jadi laris di Internet."Tidak lama setelah penelitian itu, seseorang membocorkan videonya ke Internet lalu seketika itu juga videonya melesat. Banyak sekali orang yang "logging". Ku kira banyak orang mengira tontonan tentang udang berolah raga sebagai sesuatu yang menakjubkan."
Sumber : Antara
Rabu, 29 Oktober 2008
Meraih Gua Toubkal
Pegunungan Atlas di Maroko merupakan salah satu pegunungan tertinggi di Afrika. Tak heran bila pegunungan di bagian utara benua Afrika ini menjadi ajang hiking dan trekking para petualang. Tujuan utama dari semua kegiatan itu adalah Jebel Toubkal. Untuk mencapai puncak setinggi 13.665 kaki itu, tentu tidak gampang.
Perjalanan dimulai dari kota Marrakech ke Ansi. Dari Ansi, Anda menuju Imlil, sebuah desa kecil. Sebaiknya Anda kesana naik truk saja. Sebab, jalan kesana jelek sekali. Yang membuat tidak bosan, sepanjang perjalanan Anda bisa melihat hal-hal menarik di sepanjang Sungai Imanan. Kegiatan sejumlah binatang macam zebra, kijang, atau kuda nil yang asyik melepas dahaga menjadi pemandangan yang menarik.
Pendakian mulai di desa ini. Kalau sudah sampai di Lembah Mizan, tandanya Anda harus memulai pemanjatan. Pemanjatan tidak lama, untuk mencapai Danau Ifni. Danau Ifni adalah satu di antara beberapa danau yang ada di pegunungan Atlas. Yang unik, jika lagi ada salju, seluruh danau akan tertutup. Oleh beberapa petualang, danau yang tertutup salju ini bisa digunakan untuk main ski sejenak.
Pendakian maupun pemanjatan menuju puncak gunung sebetulnya tidak terlalu sulit. Terutama bagi para pendaki yang berpengalaman dan profesional. Struktur rute jalan menuju puncak sudah dibuat sedemikian rupa guna memudahkan perjalanan para petualang. Hanya cuacalah yang menjadi hambatan utama mendaki puncak Jebel Toubkal.
Oya, satu lagi yang perlu diwaspadai. Pegunungan Atlas dikenal dengan singa-singanya yang buas. Di beberapa wilayah, seperti Desa Bureau, merupakan wilayah yang dihindari para pendaki. Singa-singa liar itu memang sengaja dibiarkan bebas. Alasannya, karena ini bisa menjadi ciri khas daerah Atlas ini. Keberadaan singa-singa itu menjadi tantangan tersendiri yang mesti dihadapi. Itulah sebabnya, beberapa pendaki juga membawa senjata guna menjaga diri dari serangan singa.
Lalu, apa itu Jebel Toubkal? Puncak tertinggi itu berupa gua. Di tempat itulah para pendaki beristirahat sambil merayakan keberhasilannya mencapai puncak gunung.
Sumber : Suara Merdeka
Senin, 27 Oktober 2008
Hujan di Balik Jendela
Diam-diam saya sering mengamati perilaku putri saya saat hujan tiba. Jika kami sedang dalam perjalanan, sambil bersama misalnya, itulah saat ia langsung terdiam, memandangi jendela, berlama-lama, tegak lurus di kejauhan. Saya pernah mencoba menggoda dan ia marah luar biasa. Sejak itu saya percaya pada tebakan saya: anak ini pasti sedang menikmati situasinya. Mudah saja saya menebak karena saya sendiri mengalami perasaan yang sama. Bedanya anak ini sekarang menikmati dari jendela mobil pribadi, sementara bapaknya dulu cukup dari jendela kereta murahan dan bus-bus omprengan, yang semua terasa sebagai kemewahan.
Seperti anak ini, dari balik jendela, saya juga terbiasa memandang jauh. Seluruh tulisan yang bekelabat saya baca dalam hati, seluruh pemandangan, sawah gunung, awan-awan, titik air, pepohoanan, saya rekam, saya simpan dalam ingatan dan saya semayamkan dalam hati, hingga hari ini. Seluruh film yang saya tonton, seluruh musik yang saya dengar, seluruh konser yang saya lihat, sulit menandingi rekaman keindahan di dalam hati saya ini. Jika kenangan itu kembali saya munculkan, tubuh saya seperti mengambang di lautan awan dan jiwa saya mekar ke horizon terjauh, ke kaki langit nun di sana yang saya tak paham batas-batasnya. Saya seperti mengikuti jagat saya yang secara teori memang melar terus saban hari menuju ke jarak terperi.
Apalagi saat itu, sejak kelas dua SD, saya mulai jatuh cinta dengan gadis tercantik di kampung saya. Ia satu-satunya gadis yang kecantikannya telah menggemparkan seluruh desa, yang popularitasnya telah melebar ke desa-desa tetangga. Siang malam saya mabuk dibuatnya. Dan di setiap perjalanan itu, apalagi ketika hujan tiba, wajahnya berpendaran di seluruh titik air. Ke manapun mata saya memandang, jatuhnya ke wajahnya juga. Inilah periode jatuh cinta paling luar biasa dalam hidup karena seluruhnya cuma birisi keindahan. Inlah periode platonik itu, yakni tahapan cinta ketika ia belum berurusan dengan pertengkaran, dengan bayar SPP anak, mencuci ompol dan harus tegang menghadapi kenaikan harga-harga.
Itulah periode ketika imajinasi manusia melayang dengan kemerdakaan penuh. Dan itulah tradisi yang mengubah sejarah dan peradaban manusia. Hampir tidak ada pengetahuan yang tidak dilahirkan dari imajinasi. Dari sains hingga ketuhanan. Ketika melihat apel Jatuh Newton menemukan gravitasi, saat Ibrahim melihat bulan dan matahari tenggelam ia mulai menemukan Tuhan yang lebih tinggi. Karena itulah saya mulai mengerti pernyataan Einstein bahwa imajinasi jauh lebih penting ketimbang ilmu pengetahuan.
Maka saat melihat anak saya sedang menatap hujan itu, saya ingin memberi ruang yang terbuka untuk kemerdekaannya. Biarlah ia lakukan penjelajahan yang keindahannya hanya dia sendiri yang tahu. Tabungan keindahan itu nyaris tak terhinga, dan cuma imajinasi yang sanggup mengakomodasi. Kata-kata terlalu muda untuk menjelaskan seluruh kerumitannya.
Melihat putri saya terdiam, saya juga ikut terdiam, tetapi benak kami pasti penuh dan sedang bersama-sama dalam penjelajahan. Satu titik air di benaknya, pasti akan berpendaran ke seluruh jiwanya. Satu kelebat pohon, akan memantulkan ribuan bayangan. Segumpal awan pasti akan mengembang menjadi kasur busa seluas jagat raya. Dan itulah ekstase artisitik itu. Mabuk keindahan tanpa harus didongkrak oleh pil-pil perangsang. Saya pernah berbincang dengan mantan penembak jitu. Jika ia sedang ingin membidik kepala lawan, ia akan menenggak pil tertentu. Makin penuh hati seseorang dengan dendam dan kebencian, makin agresif pil ini mengambil peran. "Dan kepala lawan, akan tampak sebesar bukit," katanya.
Tetapi pil-pil semacam ini sungguh tidak diperlukan jika tujuannya cuma untuk mendatangkan kegembiraan. Keindahan dan kegembiraan adalah sesuatu yang sederhana. Untuk datang, ia cukup diberi ruang dan dimerdekakan. Bantulah siapa saja mulai dari anak-anak Anda, anggota keluarga tetangga dan siapa saja yang membuthkan untuk memiliki ruang-ruang itu. Maka akan banyak sekali jiwa di sekitar Anda yang akan menjadi sehat dan gembira.
Sumber : Suara Merdeka
Selasa, 14 Oktober 2008
Mungkinkah Balita Jatuh Cinta??
Jangan dulu khawatir bila melihat balita Anda selalu ingin bermain berdua saja dengan temannya yang berbeda jenis kelamin. Jangan pula panik ketika dia menyebut teman lawan jenisnya itu sebagai "pacar". Karena, konsep cinta anak-anak tidak sama dengan konsep cinta menurut kita, orang dewasa.
Menurut ahli, saat anak berusia 2 tahun, ia mengerti bahwa kedua orang tuanya akan melakukan apa saja demi kesejahteraannya. Hal ini membuatnya merasa bahagia, puas, dan nyaman. Kepuasan diri inilah yang mereka namakan ”cinta”.
Ketika anak memasuki usia 3 tahun, mereka mulai memahami bahwa disiplin yang diterapkan orang tua merupakan isyarat cinta. Dan persepsi itu tepat. Dengan menerapkan batas-batas keamanan dan tidak membiarkan anak kehilangan kontrol, orang tua sebenarnya tengah membuktikan bahwa mereka melindungi anak dari bahaya dan mengurangi emosi menakutkan yang dialami anak.
Saat mereka berusia 4 tahun, anak mulai merasa bahwa selain pelukan dan belaian, cinta juga dapat diungkapkan dengan kata-kata. Maka orang tua sudah seharusnya mengungkapkan kata cinta melalui kata-kata.
Jika balita Anda laki-laki, dan merasa lebih senang bermain rumah-rumahan dan berpura-pura melangsungkan pernikahan dengan teman perempuannya, jangan dulu mengklaim bahwa ia telah jatuh cinta.
Menurut ahli, hal semacam itu memang umum terjadi pada anak usia balita, dan tak perlu dikhawatirkan. Saat berusia 4-5 tahun, anak sudah bisa membedakan antara cinta untuk orang tuanya dan cinta yang ada di antara orang tuanya. Anak juga menyadari perasaan romantis mereka terhadap orang lain. Mereka bisa tertarik dengan orang lain dan mengungkapkannya dengan meniru cara orang tua mereka mengungkapkan cinta satu sama lainnya.
Persahabatan antara anak laki-laki dan perempuan yang terjadi selama masa prasekolah dan taman kanak-kanak biasanya disebabkan karena adanya kesamaan gaya bermain antara mereka.
Sumber : Suara Merdeka
Rabu, 08 Oktober 2008
Nobel Fisika untuk Tiga Penemu Partikel Subatom
Komite Nobel Selasa kemarin mengumumkan, Yoichiro Nambu, seoang warga Amerika kelahiran Tokyo, dan Makoto Kobayashi serta Toshihide Maskawa dari Jepang berhasil menjelaskan sebab-musabab terciptanya alam semesta dari massa melalui proses yang dikenal dengan istilah ’’simetri terputus’’ (broken symmetries).
Temuan mereka membantu memaparkan eksistensi dan perilaku partikel-partikel maha kecil (dalam fisika, partikel yang lebih kecil dari neutron itu disebut quark).
Nambu, saat ini adalah profesor pada University of Chicago, menemukan mekanisme terputusnya simetri secara spontan. Temuan itu makin menjelaskan Model Fisika Standar. Model ini menggabungkan tiga atau empat kekuatan fundamental alam, yakni kekuatan, kelemahan dan elektromagnetik, serta gravitasi.
Karya Nambu juga berpengaruh dalam pengembangan kromodinamik kuantum, sebuah teori yang menjelaskan beberapa interaksi antara proton dan neutron sebagai unsur pembentuk atom. serta quark yang membentuk proton dan neutron.
Nambu memperoleh separo dari hadiah Nobel sebesar 10 juta kronos (sekitar Rp 10 miliar). Separo hadiah jatuh pada Kobayashi dari Organisasi Riset Akselerator Energi Tinggi Jepang bersama Maskawa dari Universitas Kyoto.
Alam Semesta
Kobayashi dan Maskawa mendefinisikan enam jenis quark. Keenam jenis quark itu kemudian ditemukan dalam berbagai eksperimen fisika partikel energi tinggi.
’’Fakta bahwa dunia ini tidak berperilaku simetris sempurna disebabkan adanya penyimpangan dari simetri pada tingkat mikroskopis,’’ demikian pernyataan Komite Nobel.
Simetri yang terputus itu menyebabkan partikel-partikel massa melampaui jumlah partikel-partikel anti-massa. Fenomena itu sebetulnya merupakan keberuntungan bagi seluruh makhluk hidup. Sebab, apabila alam semesta bersifat simetris, anti-massa bakal secara konstan bertemu massa dan meledak dengan menghasilkan energi dahsyat. Kobayashi mengaku terkejut atas pengumuman Nobel itu. ’’Ini kehormatan besar bagi saya dan saya sulit mempercayainya,’’ kata dia.
Sebaliknya, Maskawa tidak terkejut. ’’Sudah ada pola mengenai penghargaan Nobel. Tahun lalu, saya tidak yakin. Mamun, tahun ini saya sudah memperdiksi memenangi Nobel itu,’’ kata dia.
’’Saya sangat senang Profesor Yoichiro Nambu memperoleh penghargaan. Saya sendiri tidak terlalu senang. Penghargaan itu seperti sebuah perayaan yang berisik untuk masyarakat,’’ tambahnya.
Para fisikawan saat ini sedang meneliti terputusnya simetri secara spontan, atau dikenal dengan istilah mekanisme Higgs. Simetri terputus mengakibatkan alam semesta berada dalam ketidakseimbangan saat terjadi Ledakan Besar (Big Bang) 13,7 miliar tahun lalu.
Sumber : Suara Merdeka
Selasa, 07 Oktober 2008
Tradisi Syawalan
Istilah syawalan atau sering disebut halal bihalal, memang berasal dari bahasa Arab. Uniknya, istilah itu tidak dikenal oleh masyarakat Arab, karena memang tidak terdapat dalam tradisi dan kebudayaan mereka. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, syawalan memiliki arti “acara maaf-memaafkan” pada hari Lebaran. Sementara, istilah halal bihalal merupakan kata majemuk yang terdiri atas pengulangan kata ba-hasa Arab halal (baik atau diperbo-lehkan) yang diapit satu kata peng-hubung ba (Quraish Shihab, 1992).
Tradisi syawalan, kata Umar Kayam (1997), merupakan kreatifitas akulturasi budaya Jawa dan Islam. Ketika Islam hendak bersinggungan dengan budaya Jawa, timbul ketegangan-ketegangan yang muaranya menimbulkan disharmoni. Melihat fenomena itu, para ulama Jawa lantas menciptakan akulturasi-akulturasi budaya, yang memungkinkan agama baru itu diterima oleh masya-rakat Jawa. Singkatnya, para ulama di Jawa dahulu dengan segenap kearifannya, mampu memadukan kedua budaya yang bertolak belakang, demi kerukunan dan kesejahteraan masyarakat.
Sungkeman dan Ketupat
Siapa yang mula-mula mengenalkan tradisi syawalan, belum diketahui secara pasti. Menurut Ibnu Djarir (2007), tradisi syawalan dirintis oleh KGPAA Mangkunegara I, yang terkenal dengan sebutan Pangeran Sambernyawa. Dalam rangka menghemat waktu, tenaga, pikiran, dan biaya, maka setelah salat Idul Fitri diadakan pertemuan antara Raja dengan para punggawa dan prajurit secara serentak di balai istana. Semua punggawa dan prajurit, dengan tertib dan teratur melakukan sungkem kepada raja dan permaisuri.
Tradisi sungkem yang merupakan inti kegiatan syawalan, mengalami perluasan seiring dengan perkembangan zaman. Sungkeman saat ini dilakukan kepada semua orang tua. Makna sungkeman itu, sejatinya sangat mulia dan terpuji. Sebagai lambang penghormatan kepada yang lebih tua, dan permohonan maaf.
Seusai sungkeman, biasanya dilakukan jamuan makan dengan menu utama ketupat yang disebut kupat luar. Bagi masyarakat Jawa, ketupat memiliki makna filosofi yang dalam. Biasanya dibuat dari tiga bahan utama, yaitu janur kuning, beras, dan santan. Janur kuning atau pelepah daun kelapa muda, merupakan lambang tolak bala atau penolak bahaya.
Kemudian, beras sebagai simbol kemakmuran, dianggap sebagai doa agar masyarakat diberi kelimpahan kemakmuran setelah hari raya. Sementara santan (sari buah kelapa) yang dalam bahasa jawa disebut santen, berima dengan kata ngapunten, yang berarti memohon maaf.
Kata Kupat Luar sendiri berasal dari kata “Pat” atau “Lepat” (kesalahan) dan “Luar” yang berarti di luar, atau terbebas atau terlepas. Maknanya, dengan memakan ketupat, orang diharapkan akan ingat kembali bahwa mereka sudah terlepas dan terbebas dari kesalahan. Selanjutnya, mereka berkewajiban untuk saling meminta dan memberi maaf agar kebebasan itu benar-benar sem-purna. Makna yang lain, ketupat berasal dari singkatan Ngaku Lepat yang berarti mengakui kesalahan. Maknanya, dengan tradisi ketupat diharapkan setiap orang mau mengakui kesalahan, sehingga memudahkan diri untuk memaafkan kesalahan orang lain. Singkatnya, semua dosa yang ada akan saling terlebur bersamaan dengan hari raya idul fitri.
Adapun bentuk ketupat yang persegi, menjadi simbol atau perwujudan cara pandang kiblat papat lima pancer. Cara pandang itu menegasikan adanya harmonisasi dan keseimbangan alam: empat arah mata angin utama, yaitu timur, selatan, barat, dan utara yang bertumpu pada satu pusat. Maknanya, manusia dalam kehidupan, ke arah manapun dia pergi, hendaknya tidak pernah melupakan pancer yaitu Tuhan yang Maha Esa.
Merekatkan Persatuan
Kiblat papat lima pancer ini, dapat juga diartikan sebagai empat macam nafsu manusia, yaitu amarah, yakni nafsu emosional, aluamah atau nafsu untuk memuaskan rasa lapar, supiah adalah nafsu untuk memiliki sesuatu yang indah, dan mutmainah, nafsu untuk memaksa diri.
Keempat nafsu ini yang ditaklukkan orang selama berpuasa. Jadi, dengan memakan ketupat orang disimbolkan sudah mampu menaklukkan keempat nafsu tersebut.
Tradisi syawalan yang dilakukan oleh Pangeran Sambernyawa itu, kini dilestarikan oleh organisasi-organisasi Islam, maupun instansi pemerintah dan swasta dengan istilah halal bihalal. Menariknya, peserta halal bihalal, tidak hanya umat Islam, tetapi seluruh warga masyarakat dari berbagai pemeluk agama, suku, ras dan golongan. Tradisi itu bukan lagi milik umat Islam dan masyarakat Jawa saja, tetapi menjadi milik segenap bangsa Indonesia. Tradisi ini juga kaya dengan kearifan dan kesalehan yang relevan dengan konteks kekinian.
Ia bisa diartikan sebagai hubungan antarmanusia untuk saling berinteraksi melalui aktivitas yang tidak dilarang, plus mengandung sesuatu yang baik dan menyenangkan. Maka, berhalal bihalal, mestinya tidak semata-mata dengan memaafkan melalui perantara lisan atau kartu ucapan selamat saja, tetapi harus diikuti perbuatan yang baik dan menyenangkan bagi orang lain khususnya yang diajak berhalal bihalal.
Syawalan juga merekatkan persatuan dan kesatuan, dan mendorong orang untuk jujur. Adanya kerelaan untuk saling memaafkan, sudah membuktikan mencairnya individualitas, strata sosial, egoisme, sektarian dan sebagainya. Orang juga dituntut untuk jujur, mau mengakui kesalahan dan lantas meminta maaf.
Kejujuran dan kerelaan hati untuk memaafkan ini, merupakan terapi psikologis yang sangat ampuh bagi setiap orang. Pasalnya, dengan lepas dan hilangnya dosa-dosa, orang akan merasa damai, tenang dan tentram.
Pada akhirnya, dalam masyarakat yang kian terkepung aneka kepentingan primordial atau kepentingan yang mengatasnamakan apa pun yang eksploitatif dan tiranik, penuh konflik kepentingan bahkan sampai pertikaian atau perang, Idul Fitri dengan tradisi syawalannya, diharapkan mampu menghadirkan kesejukan, keharmonisan, dan obat-obat kemanusiaan lainnya. Selamat hari raya Idul Fitri 1429 H, Mohon maaf lahir dan batin.
Sumber : Saudara
Kamis, 14 Agustus 2008
Ilmu Pengetahuan
SEKELOMPOK ilmuwan Amerika Serikat membuat robot yang digerakkan oleh sel-sel dari otak tikus. Robot berotak tikus itu diharapkan dapat membantu ilmuwan mengetahui lebih jauh bagaimana cara-cara mengobati penderita Alzheimer atau Parkinson.
Proyek pembuatan robot berotak organik itu dilakukan oleh tim ilmuwan yang dipimpin Dr Ben Whalley dari Reading University. Dengan meneliti cara kerja otak robot itu, tim berharap dapat mengetahui bagaimana otak merekam pengalaman dan menyimpannya sebagai data.
Semua gerakan robot dikendalikan oleh otak organis tanpa ada perintah dari ilmuwan atau komputer. Saat ini, tim ilmuwan berusaha mencari tahu bagaimana sel-sel otak tikus itu memerintahkan robot untuk bergerak. Untuk itu, ilmuwan memberikan sinyal-sinyal yang berbeda saat robot bergerak.
“Riset terbaru ini sangat menyenangkan, karena otak organis mengendalikan gerakan tubuh robot. Selain itu, kami bisa meneliti bagaimana otak mempelajari dan merekam pengalaman-pengalaman si robot,“ kata Professor Kevin Warwick dari Reading University.
Janin Tikus
“Penelitian ini akan membuat kita lebih memahami cara kerja otak. Dengan demikian, hasil riset diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai bidang ilmu pengetahuan, terutama kedokteran,“ tambahnya.
Robot itu merupakan hasil “perkawinan“ 300.000 syaraf tikus dengan mekanik-mekanik robot yang dilengkapi sonar. Sel-sel syaraf tikus itu kini dilatih untuk memerintahkan robot agar memutar roda kakinya dan menghindari tembok atau benda-benda yang merintangi jalan. Ukuran benda perintang itu pun berubah-ubah, mulai dari yang besar seperti kursi sampai benda-benda kecil seperti pensil.
Dengan meneliti apa yang terjadi pada syaraf-syaraf otak itu saat robot menghadapi rintangan, ilmuwan berharap dapat mengetahui cara kerja otak merekam berbagai pengalaman tersebut.
Kumpulan syaraf yang membentuk otak robot itu berasal dari syaraf-syaraf di lapisan luar otak janin tikus. Dengan bantuan sinyal-sinyal dari sonar robot, gumpalan syaraf otak organis dapat membentuk koneksi-koneksi baru sehingga robot dapat melakukan gerakan, seperti mengitari pensil.
Karena gumpalan syaraf itu merupakan jaringan yang hidup, sel-sel tersebut ditempatkan dalam wadah yang temperaturnya terkendali. Wadah itu juga dilengkapi elektroda-elektroda.
Sinyal-sinyal dipancarkan dari robot ke otak atau sebaliknya, dengan memanfaatkan gelombang radio jarak pendek. Dengan cara itu, robot dan sel-sel otak tikus dapat bekerja sama.(ap-ben-26)
Sumber : Suara Merdeka
Minggu, 20 Juli 2008
Rabu, 18 Juni 2008
mushollaku
Ini adalah Musholla aku and warga RT 10, rencana taun ini mau di renovasi total lho. Ya mudah2an Alloh SWT meridhoi pembangunannya nanti AAmiin.
Gaya Dik Fadhol
Ini suasana rumah mbah di kampung, bagaimana santai dan tenang kan. Makanya jangan meremehkan orang desa, lhoo..lho..kok jadi begitu ngomongnya he...he..., sekarang tempat yang sepi sedang dicari lho, untuk ngademin pikiran kali...ye.., nah klo nggak keberatan beban sih silahkan main di tempat embah di Jamus. Okey..!!!
Jumat, 23 Mei 2008
Mbah Buyut Tetap Cantik kan...???
Ku kenang masa lalu yang indah
tanpa terasa telah jauh aku melangkah
kini bersama anak cucu berteduh
dalam gubug indah rezeqi dari Tuhan
tak akan berhenti disini aku bersyukur
biarkan perjuanganku terus di laksanakan
oleh mereka yang merasa darah dagingku
kan ku panggil setiap aroma keturunanku dengan doa
agar hidup mereka penuh anugerah
Read more.....
Reparasi Kompor
Hidup laksana kompor, pergunakan kompor itu dengan baik dan benar, maka dia akan berguna dalam sejarahnya yang baik, manakala rusak maka perbaikilah dengan alat yang semestinya, jangan hanya terus digunakan tanpa di reparasi, kasihan dia tentu akan sia-sia jadinya bila telah rusak, dan paling2 juga masuk ke loakan???? kasihan kannn???........ Read more.....
Bergaya di Paris Yogya
Samudera bergemuruh ombakmu menerpa pijakanku,
aku terbuai dengan suaramu yang memecah lamunanku,
kering suasana rinduku akibat bencana
kini kembali basah atas sebuah restu,
kemarilah kawan untuk bersama,
menghias kembali wajah negriku yang pernah layu,
biarkan semua padu disini,
parang teritis penambat sjuta kenangan zaman,
janganlah lama2 memandang dari kejauhan,
mendekat dan bersatulah dengan kami,
yah dengan kami yang menanti,
berhajat bersama dalam suka dan tanpa melupakan yang berduka Read more.....
Suasana Paris 2008
Kamis, 22 Mei 2008
Ini Mbah Kungnya Ida
Rabu, 21 Mei 2008
Ini Ida sama Bapak
Bagaimana Bapaknya Ida ganteng kan?? mirip2 bintang mandarin gitu lhoo..tapi klo diliat dari arab saudi kali..ye...he..he.. Read more.....
Rona beraksi
Ida sama Ibu Nihc..
Ini ibunya Ida, cakep kan, soalnya Ibu sangat baik sama ida, kayak lagu yang sering dinyanyikan Ida, satu2 aku sayang Ibu dst...dehc..makanya kita smua mesti hormay n sayang ma ortu terutama Bunda biar disayang ma Alloh SWT, Amiin. Read more.....
Selasa, 18 Maret 2008
Ceria di Ultah nih yee...
Ini anak2 abis ngadain apa ya kira-kira, klo di liat sih abis ULTAH kayaknya nich...,yes bener aja ini ULTAHNYA dik FADHOL yang ke 6. Wah tambah keren aja si ganteng ini, moga2 jadi anak yg terus rajin belajar, baik ilmu2 agama maupun yang lain dan mudah2an ntar berguna untuk sesama, Amiin.
Read more.....
Sabtu, 23 Februari 2008
Keren Kan Hemm...
Berlandaskan Tradisi, Raih Modernisasi
KALAU di banyak negara tradisi merupakan hambatan kemajuan, atau persisnya hambatan modernisasi, maka tidak begitu dengan Jepang. Negeri Sakura ini justru dengan modal tradisi mampu masuk era persaingan global yang penuh nuansa modernisasi-kapitalistik. Maka, sangat masuk akal kalau Robert N Bellah pun menyatakan bahwa bukan protestanisme saja yang mampu membangkitkan semangat kapitalistik suatu bangsa. Pendapat Bellah itu sebagai antitesis Max Weber yang sebelumnya berpendapat bahwa kapitalisme muncul dari etika protestan.
Masyarakat Jepang membuktikan, tradisi justru bisa dijadikan landasan kokoh bagi pengembangan modernisasi, bahkan kapitalisasi. Kenyataan bahwa masyarakat Negeri Sakura ini mampu menjadi kekuatan industri yang maju, menggambarkan kehebatan kearifan-kearifan lokal (local wisdom) mengatasi arus globalisasi yang sangat Barat (western). Kearifan lokal itu tidak terkalahkan oleh penetrasi nilai-nilai Barat, sebaliknya menjadi kekuatan transformatif yang dahsyat.
Tradisi justru menjadi fasilitator kemajuan. Dengan tradisi, mereka mencapai Jepang yang modern seperti dicita-citakan oleh para samurai. Mereka memersepsi dan menerapkan tradisi tidak secara kaku, sehingga jangan heran kalau Anda pergi ke sana melihat anak-anak muda berdandan seperti layaknya anak-anak muda di New York, London, atau Paris. Pakaiannya trendi, rambutnya dicat merah, dengan gestur yang modernis.
Tapi, juga jangan heran, kalau di jalan-jalan Anda masih bisa melihat satu-dua orang yang mengenakan kimono. Itulah potret perpaduan antara niat untuk maju mencapai prestasi (need of achievement) dan spirit mempertahankan budaya lokal. Saya membayangkan, di benak mereka terpikir semangat ''saya modis, bahkan kapitalistik, tetapi saya adalah orang Jepang!''
Tidak Beragama?
Sikap dalam keberagamaan pun tidak jauh berbeda. Mungkin di antara mereka penganut Shinto, Buddha, Islam, atau Kristen, namun tradisi merupakan hal yang mereka pegang teguh. Walaupun Shinto, Buddha, Islam, atau Kristen, tetapi mereka tetap memegang tradisi sebagai landasan hidup.
''Orang Jepang itu sepertinya tidak beragama, Mas. Saya tidak pernah melihat mereka sembahyang, berdoa, atau melakukan ritual keagamaan. Apalagi anak-anak mudanya. Kalau yang tua-tua sih mungkin ada,'' kata seorang pekerja magang (kenshuusei) kepada saya. Pernah ada survei yang menyebutkan, di Jepang hanya satu di antara empat orang, yang percaya agama.
Jepang adalah contoh negara yang memisahkan antara agama dan budaya. Bagi mereka, agama dan budaya adalah dua hal yang berbeda. Itulah sebabnya, dalam bisnis pun mereka tidak pernah membawa-bawa nama agama, tapi melandasinya dengan tradisi yang kuat. Contoh konkretnya adalah menjunjung tinggi kepercayaan (trust), disiplin, dan orientasi kualitas, yang ditopang oleh spirit kerja keras (bushido) dan semangat harga diri (samurai) seperti yang saya singgung dalam seri ke-2 laporan ini. Begitu pula budaya malu, sehingga tidak jarang mendorong seorang pejabat melakukan harakiri (bunuh diri) ketika terungkap melakukan korupsi.
Saya kira, ketertiban dan kebersihan dalam penataan kota pun dipengaruhi oleh budaya malu itu. Malu kalau membuang sampah sembarangan, malu kalau berbuat tidak terpuji, malu kalau tidak menghasilkan prestasi, dan seterusnya.
Silakan pembaca membandingkannya dengan keadaan kita di Indonesia. Masih adakah budaya malu di antara kita? Masih adakah orientasi kualitas yang melekat dalam pikiran kita? Bukankah kita sering berbuat kebalikannya; melanggengkan kekuasaan meskipun korup, melakukan distorsi kualitas demi kepentingan pribadi (vested interest)?
Ah, tapi sungguh saya tidak bermaksud melecehkan bangsa sendiri, karena sebenarnya bangsa kita memiliki sumber daya alam dan sumber daya manusia yang lebih hebat dari Jepang. Hanya saja, kita belum piawai mengelolanya dengan baik, belum pintar mengembangkannya menjadi kekuatan manifes sebagai keunggulan komparatif (comparative advantage) dan keunggulan kompetitif (competitive advantage). Sayang memang!
Perpaduan antara tradisi dan spirit kapitalistis itu misalnya saya rasakan pada jamuan-jamuan makan dengan para pengusaha. Hampir semua jamuan itu diselenggarakan secara tradisional, dengan setting tatami (mungkin bisa diistilahkan sebagai lesehan), minum teh hijau (ocha), sake, makan ikan-ikan mentah (shusi), dan makanan tradisional lainnya. Pokoknya Jepang banget!
Makanan-makanan ala Amerika memang ada, seperti McDonald dan Kentucky Fried Chicken, tetapi dominasi tetap ada pada makanan-makanan tradisional. Apresiasi terhadap tradisi yang sangat kuat itulah yang nampaknya membuat Jepang hebat. Jadi, tidak perlu heran kalau makanan-makanan tradisional mereka pun go international. Restoran Jepang ada di mana-mana, makanan Jepang masuk di berbagai negara di dunia.
Suami Dijatah
Jepang memang berhasil memanfaatkan tradisi menuju modernisasi. Tapi tidaklah benar kalau dikatakan tidak ada pengikisan budaya lokal itu oleh globalisasi. Kesan ini misalnya saya peroleh dari beberapa informasi tentang peran perempuan (atau tepatnya istri) dalam rumah tangga.
Maaf kalau sekali lagi saya menyebut nama Nurudin; seorang pekerja di Kyoto asal Klaten yang menikahi perempuan Jepang. Dia adalah contoh pelaku yang merasakan perubahan nilai-nilai tradisi Jepang.
''Perempuan Jepang sekarang, tidak sama dengan perempuan Jepang generasi-generasi dulu. Kalau dulu mereka dikenal sebagai istri yang mengabdi penuh kepada suami, sekarang tidak persis seperti itu,'' katanya.
Istri-istri dari generasi masa kini tidak lagi melepaskan sepatu suami yang baru pulang dari kantor seperti istri-istri Jepang masa lalu. ''Tapi kalau gaji suami tetap sama dengan masa lalu, tetap ditransfer ke rekening istri. Suami hanya dijatah tiap bulannya,'' kata Nurudin yang sudah dikaruniai dua anak itu.
''Tapi sampeyan kan bisa cari duit lanang ta?íí tanya saya.
''Bisa mas. Maka, sepulang kerja saya memasok bahan-bahan makanan Indonesia untuk orang-orang Indonesia yang tinggal di sini,'' lanjutnya. Dari usaha sambilan itu, setidaknya ia bisa mengumpulkan uang sekitar 100.000 yen tiap bulan (sekitar Rp 800.000).
''Istri tahu tentang duit lanang itu?íí tanya saya lagi.
''Tahu, tapi tidak apa-apa, karena di sini itu biasa. Pokoknya, uang gajian suami itu memang menjadi hak istri, untuk keperluan anak-anak dan kebutuhan keluarga. Suami mendapat jatah dari istri. Nah, kalau ingin pemasukan tambahan ya harus cari sambilan,'' katanya.
Relasi suami-istri model Jepang seperti itulah yang kemudian sering memunculkan gurauan tentang suami Jepang: ''di rumah seperti kelinci, di luar rumah seperti macan''. Mengapa? Karena dijatah oleh istri. Makino, seorang pengusaha besar di Kosai pun mengiyakan gurauan tersebut.
Beberapa orang yang saya temui menjelaskan, filosofi ''jatah-menjatah'' itu berasal dari tradisi bahwa tugas suami memang mencari uang untuk menafkahi anak-istri. Adapun tugas istri adalah berbakti, mengabdi kepada suami. Jadi, semacam keseimbangan; prinsip timbal-balik.
Repotnya, tidak jarang yang sekarang adalah: gaji suami tetap ditransfer ke rekening istri, tapi tugas mengabdi belum tentu berjalan sesuai harapan. Timbul ketidakseimbangan. Salah satu penyebabnya adalah gaya hidup yang makin materialistis dan pragmatis. Lagi-lagi, inilah pengaruh globalisasi yang kapitalistik.
Perubahan nilai-nilai tradisi itu juga diakui pula oleh Ny Ita, perempuan Indonesia yang menikah dengan lelaki Jepang dan sekarang menetap di Tokyo. Dia adalah pemandu kami dalam kunjungan delegasi Kadin Jateng. ''Memang ada pergeseran nilai-nilai seperti itu. Ibu mertua saya misalnya, sampai sekarang masih menerapkan prinsip-prinsip pengabdian seorang istri kepada suami. Dia masih melepaskan sepatu suaminya. Tetapi, saudara ipar saya yang berusia lebih muda tidak lagi seperti itu,'' katanya.
Kenyataan itulah yang nampaknya mengubah pemeo zaman dulu, yaitu: ''kalau ingin bahagia, menikahlah dengan perempuan Jepang, makanlah masakan China, dan tinggal di Amerika''. Maknanya, perempuan Jepang itu kalau menjadi istri akan mengabdi penuh (ngabekti) sehingga suami bahagia; masakah China itu lezat, dan Amerika itu paling nyaman sebagai tempat tinggal karena demokratis.
Terlepas dari tradisi yang kuat, toh masyarakat Jepang tetap saja ''terseret'' arus global. Hanya saja, ''keterseretan'' itu tidak separah dibandingkan masyarakat-masyarakat lain di berbagai negara, termasuk Indonesia. Mereka masih mampu memanfaatkan nilai-nilai lokal (local genius) sebagai landasan untuk maju. Dalam konteks pemikiran John Naisbitt (dalam Global Paradox) inilah yang disebut think globally, act locally; berpikir global, bertindak lokal. (Adi Ekopriyono-62) Read more.....
Cerita di Negeri Orang Pinter and Kaya
Kepercayaan, Disiplin, dan Kualitas
SEMBILAN hari tentu bukan waktu yang cukup untuk mengenal lebih dalam tentang budaya kerja Jepang. Tapi, setidaknya selama kunjungan di Negeri Sakura, itu saya dapat mencocokkan teori-teori yang ada di buku atau di bangku kuliah dengan kenyataan yang ada.
Kesan-kesan tentang budaya kerja itu, saya peroleh dari ngobrol dengan para pengusaha sambil minum teh dan menikmati ikan mentah atau belut bakar. Juga saya dapatkan dari wawancara dengan para pekerja Jawa Tengah di apartemen dan pabrik-pabrik.
Secara garis besar, terdapat tiga faktor yang menonjol dalam budaya kerja Jepang, yaitu kepercayaan (trust), disiplin, dan kualitas. Tiga faktor inilah yang nampaknya menopang sukses Negeri Sakura. Ketiganya dilandasi oleh dua semangat besar, yaitu kerja keras (bushido) dan harga diri (samurai). Wajar, kalau ada kegagalan, maka yang menanggung malu bukan organisasi atau perusahaan, melainkan para pekerja yang merasa kehilangan harga diri.
Ilmuwan Francis Fukuyama mengungkapkan, trust merupakan modal utama bisnis Jepang. Menurut dia, kepercayaan bermanfaat dalam ekonomi karena menekan biaya. Dalam bisnis, faktor ini mengurangi kebutuhan untuk merumuskan kontrak berkepanjangan, menghindari situasi tidak terduga, mengurangi konflik, dan kebutuhan proses hukum seandainya terjadi konflik.
Jadi, trust mengurangi biaya dan waktu yang sering dikaitkan dengan sistem pengawasan tradisional dan kontrak hukum yang formal. Kepercayaan membantu orang bekerja sama dengan lebih efektif, karena mereka lebih mementingkan kelompok daripada kepentingan individu.
Tanpa Kesepakatan Tertulis
Kebenaran tesis Fukuyama itu saya temukan ketika mengunjungi Sahara Industries Co, Ltd, di Kosai. President perusahaan penghasil suku cadang mobil itu, Koichiro Sahara menjelaskan, tidak ada nota kesepakatan tertulis (MoU) dengan perusahaan-perusahaan besar yang dipasoknya. ''Bisnis kami hanya berdasarkan kepercayaan dan kualitas,'' katanya.
Menurut pemimpin perusahaan keluarga itu, yang penting dia dapat menjamin kualitas produk. Setiap setengah tahun sekali, perusahaan besar melakukan audit kualitas terhadap produk yang dihasilkan perusahaannya. Sepanjang kualitas bisa terjamin, maka relasi bisnis pun lancar. Tapi begitu kualitas tidak bisa diandalkan putuslah hubungan bisnis itu.
Kepercayaan dan kualitas telah melandasi hubungan bisnisnya sejak 1967. ''Tahun 2006, angka penjualan kami mencapai 846 juta yen. Tahun depan kami berencana memperluas pabrik," kata Sahara yang mempekerjakan lima tenaga magang Jawa Tengah, dari 50 tenaga kerjanya. Produk yang dihasilkannya antara lain klakson, sensor temperatur air, dan perkakas pintu mobil.
Dari berbagai sumber, saya memperoleh informasi, Jepang menerapkan sistem produksi tepat waktu (just in time). Filosofi dasarnya adalah memperkecil kemubaziran (eliminate of waste), baik dalam waktu, material, maupun manajemen. Efisiensi, efektivitas, dan produktivitas sangat menentukan, karena mereka tidak memiliki sumber daya alam yang berlebihan.
Tujuan sistem produksi ini adalah kualitas terbaik, ongkos termurah, dan waktu pengiriman yang tepat. Itulah prinsip yang dikenal sebagai QCD (quality, cost, delivery). Pengendalian kualitas dilakukan dengan sistem total quality control (TQC) untuk mencapai nol kesalahan (zero defect).
Sahara menjelaskan, yang penting dalam bisnis adalah jaminan kualitas (quality assurance). Itulah sebabnya, ia benar-benar menjaga kualitas produknya, agar jalinan kerja sama dengan perusahaan-perusahaan besar tetap terjaga baik. Bagi dia, jaminan kualitas adalah segala-galanya.
Budaya kerja keras itu diakui oleh hampir semua peserta program kerja magang Kadin Jateng yang saya temui. ''Kerja di sini seperti robot! Tapi baik untuk latihan, agar kami bisa bekerja keras dan disiplin. Bekal yang bagus untuk bekerja di Indonesia,'' kata mereka.
Satu hal lagi, yang diakui oleh mereka adalah manajemen kerja Jepang tidak memperlakukan karyawan sekadar sebagai faktor produksi. Para pengusaha berusaha mengangkat harkat pekerja, sehingga merasa menjadi bagian dari perusahaan. Maju mundurnya perusahaan adalah maju mundurnya pekerja sebagai stakeholder yang penting. Selain dari pengakuan pekerja, kesan ini pun saya rasakan dalam berbagai kesempatan pertemuan.
Itulah sebabnya, tidak mengherankan kalau Nichiyu Yamamoto, seorang pengusaha di Kyoto, berhasil membina 15 tenaga kerja Indonesia untuk membangun usaha sendiri di Surabaya. ''Kami selalu menjalin hubungan baik dengan mereka, meskipun mereka sudah pulang ke Indonesia dan berhasil mendirikan usaha sendiri. Kami senang kalau lebih banyak lagi tenaga kerja Indonesia yang berhasil membangun usaha sendiri, karena itu berarti kami bisa melakukan transfer of knowledge dan transfer of technology," katanya.
Spirit Samurai
Tidaklah berlebihan kalau saya katakan, Jepang memang cermin yang tepat bagi bangsa kita: Indonesia. Bangsa, yang oleh beberapa pengamat sosial, bukan hanya mengidap penyakit lowtrust society melainkan distrust society; masyarakatnya mengidap krisis kepercayaan yang menjadi-jadi. Dalam kondisi seperti itu, mustahil kita mampu bangkit dari ketertinggalan.
Ada baiknya kita menengok ke belakang, melihat sejarah Jepang. Singkat kata, kemajuan Jepang berkaitan dengan spirit samurai. Menurut buku-buku sejarah, proses modernisasinya muncul sejak Restorasi Meiji (awal abad ke-19). Saat itulah para samurai menghendaki lahirnya Jepang yang modern.
Restorasi Meiji sukses, setelah melewati masa perang (jengoku jidai) zaman Tokugawa (sekitar abad ke-15 sampai 17). Setelah selesai era peperangan itu, Jepang mengalami masa damai sekitar 200 tahun, yang menjadi modal besar untuk mendidik bangsanya.
Pada masa-masa itulah, para samurai mengabdikan diri, mendidik anak-anak orang kaya, terutama kelas pedagang.
Untuk diketahui, masyarakat Jepang ketika itu memang berkelas-kelas; tertinggi adalah kelas samurai, kemudian kesatria, pedagang, petani, dan beberapa kelas lagi di bawahnya.
Modal itulah yang kemudian mendukung Restorasi Meiji. Sang kaisar mulai mengirim anak-anak muda untuk belajar ke Eropa dan Amerika. Mulai muncul cerita, anak-anak muda Jepang yang ''mencuri'' ilmu, kemudian mengembangkannya lebih baik dari aslinya.
Pengembangan keilmuan (hasil ''mencuri'') itu kemudian melahirkan bangsa Jepang yang sangat maju di bidang teknologi, terutama sejak dunia memasuki era digitalisasi.
Seperti diungkapkan dalam teori ''angsa terbang'' (the flying geese), yang menggambarkan bahwa perkembangan dunia teknologi pada awalnya dipimpin oleh Amerika Serikat; ibarat angsa besar yang terbang paling depan, diikuti oleh angsa-angsa lain.
Pada saat dunia diterpa teknologi digital, mulailah Jepang ''menabrak'' Amerika dan ganti terbang paling depan. Nah, benar kan! Sekarang Jepang leading dalam teknologi digital dibandingkan dengan negara-negara lain. Pelajaran berharga yang bisa dipetik adalah, ''mencuri'' ilmu itu baik, asalkan dikembangkan dan melebihi ilmu aslinya.
Kepercayaan, disiplin, dan kualitas, tidak hanya bisa dilihat di perusahaan-perusahaan, melainkan juga hampir semua tempat di Negeri Sakura. Di stasiun-stasiun kereta api bawah tanah, restoran-restoran, hotel-hotel, jalan-jalan, dan tempat-tempat umum yang lain. Di stasiun dan restoran misalnya, mereka dengan sangat disiplin antre untuk mendapat tiket KA atau memesan makanan.
Kereta api atau bus umum, selalu tepat waktu, bahkan dengan jadwal yang mungkin agak janggal di benak kita, misalnya berangkat pukul 14.37, tiba pukul 17.42. Artinya, bagi mereka waktu sangat berharga, bahkan dalam hitungan detik. Berbeda dari kita, yang seringkali kurang menghargai waktu, menoleransi ''jam karet'', atau kalaupun memperhitungkannya ya hanya dalam hitungan jam.
Kedisiplinan itu pula yang menyebabkan orang Jepang tertib dalam manajemen pengelolaan sampah. Sampai-sampai saya pun bingung setiap akan membuang sampah; selain karena tempat-tempat sampahnya yang sangat bagus (jangan bayangkan seperti tong sampah kita yang berceceran dan dikerubungi banyak lalat), juga karena pemisahan antara sampah kaleng, plastik, sampah basah, sampah kering, dan seterusnya. Kebingungan itu masih ditambah lagi dengan tulisan-tulisan huruf kanji.
Di balik semua itu, Jepang memang berhasil memadukan kearifan-kearifan lokal dan nilai-nilai global, menjadi kekuatan dahsyat dalam persaingan internasional. (Adi Ekopriyono-62)
sumber : SUARA MERDEKA Read more.....
Pengalaman di Jepang
Pekerja asal Jateng Itu Rajin dan Ulet
Jepang terus menggeliat dalam era globalisasi. Dulu, Amerika Serikat (AS) memimpin perkembangan teknologi. Tapi, ketika teknologi dunia memasuki era digitalisasi, Jepanglah yang leading. Banyak pengamat yang mengungkapkan, Jepang sebagai negeri maju berbasis kekuatan budaya. Wartawan Suara Merdeka Adi Ekopriyono, 10-19 November mengunjungi negeri tersebut bersama rombongan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Tengah. Berikut laporannya.
SIAPA bilang anak-anak muda Indonesia kalah dibandingkan dengan anak-anak muda dari negeri lain? Kekalahan itu hanya mitos yang dibesar-besarkan. Ingin bukti? Datanglah ke Kosai, Shizuoka, kota kelahiran taipan besar Jepang, perintis industri raksasa, Toyota Motor Corporation, Kiichiro Toyoda.
Di kota ini, seratus lebih anak muda dari Jawa Tengah bekerja di berbagai perusahaan. Mereka adalah tenaga magang (kenshuusei) dan praktik kerja (jisshuusei), peserta program kerja sama Kamar Dagang dan Indutsri (Kadin) Jateng dan Kadin Kosai.
Di kota itu, para pekerja dari Jateng terkenal sebagai pekerja keras, rajin, ulet, pintar, dan tidak banyak menuntut. Itulah kelebihan mereka dibandingkan dengan tenaga-tenaga kerja dari Brazil, China, Filipina, dan beberapa negara lain.
Setidaknya itulah yang diungkapkan pimpinan pusat pelatihan (kunren senta), Katayama Yoshio. Pusat pelatihan kerja milik pemerintah daerah Kosai, itu menjadi tempat para kenshuusei Jateng belajar mengenai dunia kerja di Negeri Sakura. Budaya, bahasa, dan keterampilan-keterampilan bekerja di perusahaan Jepang.
Latihan Kerja Keras
Program magang tersebut dimulai 14 tahun silam, dirintis oleh Ir Budi Santoso, yang saat itu Ketua Kadin Jateng. Pada tahun-tahun awal, jumlah lulusan SMA (sebagian D-3 dan S-1) yang dikirim hanya 17 orang, sekarang bertambah menjadi 36 orang per tahun.
Sebelum berangkat ke Jepang, calon kenshuusei masuk program pendidikan dan pelatihan di lembaga dan asrama Hikari-NBP (Hikari NihonGo Bunka Puroguramu), Jl dr Wahidin, Semarang. Mereka juga harus lulus tes kemampuan bahasa dan pengetahuan budaya Jepang, matematika dasar, wawancara, keterampilan, dan lain-lain.
Selama empat bulan, dengan pengawasan penuh mereka dididik dan dilatih secara intensif dalam kelas bahasa dan budaya Jepang. Hikari-NBP juga mempersiapkan mereka dengan pelatihan mental, fisik, dan kedisiplinan. Ini perlu, karena setelah di Jepang mereka akan mengikuti pelatihan dengan sistem kerja keras Jepang yang membutuhkan kedisiplinan tinggi, serta menghadapi empat musim yang memerlukan ketahanan fisik dan mental yang kuat.
Setelah masuk Jepang, anak-anak muda Jateng itu mengikuti pendidikan dan pelatihan di kunren senta. Mereka belajar bahasa, terutama listening dan budaya Jepang selama tiga bulan. Muh Rifai dari Semarang dan Didik Widianto (Ungaran), yang keduanya masih sekitar tiga minggu berada di Kosai, mengaku masih beradaptasi dengan iklim. Saat ini Jepang memasuki musim gugur, dengan suhu udara antara 10-17 derajat Celcius. Dingin.
Jangan heran, dua pelajaran penting yang mereka dapat adalah tata cara naik sepeda dan membuang sampah. Mengapa? Karena sepeda akan menjadi alat transportasi utama mereka pulang-pergi dari apartemen ke tempat kerja.
Mengapa sampah? Karena Jepang menerapkan sistem pembuangan sampah dengan sangat teratur dan ketat. Ada pemisahan sampah logam, plastik, sampah basah, sampah kering, yang harus dibuang di tempat sampah sesuai dengan tiap-tiap kategori. Jadi, wajar kalau kota-kota di Negeri Sakura ini selalu bersih.
Setelah itu, anak-anak muda Jateng tersebut mulai melakukan pelatihan kerja paroh waktu di perusahaan. Separoh hari sisanya masih mengikuti pelatihan di kunren senta. Sebulan kemudian, baru mereka bekerja penuh.
Dalam tahun pertama, setiap kenshuusei peserta program Kadin mendapat gaji 90.000 yen (sekitar Rp 7,2 juta) per tahun. Separohnya (45.000 yen) ditabung di perusahaan. Mereka juga mendapat tunjangan untuk asuransi kesehatan dan apartemen, termasuk biaya listrik dan air.
Tahun kedua dan ketiga, gaji meningkat, mencapai antara 200.000 sampai 250.000 yen (Rp 16 juta ñ Rp 20 juta) per bulan. Mereka juga berhak lembur di luar jam kerja dengan tambahan pendapatan cukup menggiurkan, karena status sudah bukan magang lagi, melainkan peserta kerja praktik (jisshuusei).
Nurudin, seorang pekerja di Kyoto dari Karanganom Klaten, mengaku mendapat uang lembur 1.760 per jam (sekitar Rp 1,4 juta). Tidak mengherankan kalau dia mampu membeli satu hektare sawah di desanya, senilai sekitar Rp 250 juta. Dulu, Nurudin adalah peserta magang program International Medium Man-power (IMM) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
Kenshuusei peserta program Kadin, setelah tiga tahun bekerja di Jepang mendapatkan sertifikat keterampilan kerja dan sertifikat bahasa Jepang dari Pemerintah Jepang. Pada akhir program itu, mereka juga menerima uang hasil tabungan dari perusahaan, senilai 45.000 yen dikalikan 12; jadi 540.000 yen, kira-kira Rp 43,2 juta. Beberapa kenshuusei mengaku pada akhir program bisa membawa pulang ke Indonesia lebih dari Rp 200 juta.
Keunggulan tenaga-tenaga kerja dari Jawa Tengah (dan Indonesia pada umumnya) mendorong makin banyak perusahaan Jepang yang membutuhkan mereka.
Sekretaris Kadin Izumi, Osaka, Hashimoto Takatsugu misalnya, mengharapkan makin banyak lagi kenshuusei dari Jateng. Itulah sebabnya, Kadin Jateng pun berusaha memenuhi kuota pengiriman tenaga kerja magang sebanyak 90 orang per tahun. Langkah yang ditempuh antara lain dengan merintis kerja sama baru dengan Kadin Izumi dan Kyoto.
Seorang pengusaha di Kyoto, Akihisa Yamamoto menyambut baik rintisan itu. Di perusahaannya, Nichiyu Electric Lift Truck, yang memproduksi suku cadang forklift, dia mempekerjakan enam tenaga kerja Indonesia; lima di antaranya dari Jawa Tengah, seorang dari Bali.
Niat Berwirausaha
Sebagian besar kenshuusei dan jisshuusei bekerja di perusahaan-perusahaan yang memproduksi suku cadang kendaraan bermotor dan mesin-mesin industri.
Sebagian anak-anak muda Jateng itu ternyata bercita-cita membangun usaha sendiri kalau program selesai dan pulang ke Indonesia. ''Dengan modal yang terkumpul di sini; modal uang dan pengalaman, saya berniat membuka usaha sendiri, berwirausahalah,'' kata Aji dari Semarang, ketika saya temui di apartemennya, di Kosai. Tahun ini ia kembali ke Tanah Air.
''Berapa rupiah modal yang telah Mas Aji kumpulkan? Rp 150 juta, Rp 200 jutaÖ?'' tanya saya.
''Wah, ya lebih ta Mas!'' kata Eko, yang meninggalkan bangku kuliah di Fakultas Sastra Unnes dan memilih ikut program Kadin. Eko sendiri, masih setahun lagi menyelesaikan program itu, dan juga ingin menjadi wirausahawan kalau sudah pulang.
''Kami juga ditawari bekerja di anak perusahaan Jepang yang ada di Indonesia. Tapi, nampaknya lebih baik berusaha sendiri dengan modal yang ada,'' katanya.
''Mengapa tidak ingin melanjutkan bekerja di Jepang saja, kan bayarannya besar?'' tanya saya lagi.
''Nggak ah Mas. Di sini itu untuk cari duit saja, jangan selamanya. Kerja di sini seperti mesin; monoton dan disiplin keras. Sehari-hari ketemu orang yang sama, masalah yang sama, bahkan makan dan ke wc pun bersama-sama, karena jadwalnya bareng dan ketat,'' katanya.
Berbeda dari Aji dan Eko, Tuban dari Pemalang masih menimbang-nimbang akan berusaha sendiri atau melanjutkan kerja di anak perusahaan Jepang di Jakarta. Tuban juga masih harus merampungkan programnya setahun lagi.
Untuk mengantisipasi peluang kerja bagi para peserta program yang kembali ke Tanah Air, Ir Budi Santoso sudah menjalin hubungan dengan beberapa perusahaan di Indonesia untuk dapat merekrut mereka. ''Beberapa pengusaha sudah menyatakan siap menampung mereka, dengan gaji sesuai dengan standar keterampilan,'' katanya.
Tapi, bagi yang ingin membangun usaha sendiri, Budi juga menyambut baik, karena hal itu akan mengembangkan semangat kewirausahaan dan ikut memberi kontribusi dalam mengurangi pengangguran.
Sejalan dengan itu, Direktur Hikari-NBP, Agrita Puriani pun mengharapkan, dengan modal yang diperoleh selama tiga tahun di Jepang para kenshuusei mampu mengembangkan usaha sendiri di daerah masing-masing. (60)
sumber : SUARA MERDEKA
Read more.....
Senin, 18 Februari 2008
Adikku Tersayang
Namanya Bustanul Arifin, ini sama teman2 nya lagi berjuang di negeri sakura. Mudah2an aja Alloh SWT selalu memberi kemudahan, kesehatan, jalan yang lapang and yang tak kalah puentingg kekuatan memperbaiki diri dengan selalu beriman kepada-Nya. Read more.....
Rumaisha Qaulan Sadida
Ini putri tercintaku, poto ini dia masih setengah taun. Tapi sekarang dah pinter ngomong, minta jajan, ngeyel dan masih banyak lagi. Usianya sekarang dah skitar 20 bulan lho, poto terbaru sih belum ada, makanya pakai poto yang lama. Dia ini keponakannya Om Tanul lho..yang tampangnya ada di sekitar ini nih..Orange keren pisan ama temen2nya mirip group band backstreet boys. Iya kan ..he..he..he.. Read more.....
Minggu, 17 Februari 2008
Jangan pandangi aku seperti ini
Jangan di pandang lama-lama nanti kamu jadi marah lho..he...he..., habisnya cakep buanget kayak bintang film planet mars kali ya, tapi Alhamdulillah sudah bisa nampang disini dengan leluasa, syukur2 dapat banyak kiriman. Wualah apaan lagi itu hemmm. Read more.....
Sabtu, 16 Februari 2008
Obat Ejakulasi dini
Anti-Depresi Menunda Orgasme
SUDAH delapan tahun pria 36 tahun ini mengarungi bahtera rumah tangga. Yang menyedihkan, dalam kurun waktu itu, warga Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, ini belum bisa memuaskan kebutuhan seksual istrinya. Setiap kali akan melakukan penetrasi, ia keok duluan. Sperma sudah keluar sebelum penis masuk ke dalam vagina. Sampai kini, karyawan swasta itu belum dikaruniai anak.
Ia sudah mencoba berbagai pengobatan alternatif dan obat-obat ilegal yang dijual di pasaran. Toh, tak banyak membantu. Pada akhir tahun lalu, ia menemui seorang dokter. Setelah berkonsultasi beberapa kali, dan diterapi, masalahnya mulai teratasi. Ia bisa melakukan penetrasi. "Saya puas, meski baru masuk sperma sudah keluar," ujarnya.
Ari, sebut saja begitu, hanyalah salah satu contoh kasus penderita ejakulasi dini yang tergolong kronis. Belakangan, penderitanya memang makin meruyak. Angka yang besar mendorong pabrik obat berlomba melakukan penelitian mencari penangkal mujarab. Salah satunya Alza Corporation, anak perusahaan Johnson & Johnson. Jika Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika (FDA) memberi lampu hijau, pabrik obat yang bermarkas di Mountain View, California, Amerika Serikat, itu bakal segera melempar produk barunya.
Merek obat itu belum disebut, tapi kandungan zat aktifnya sudah diketahui: dapoksetin hidroklorida. Seperti dikutip situs BBCNews.com, Selasa pekan lalu, obat tersebut terbukti dapat menunda orgasme pria. Pekan ini, Profesor Jon L. Pryor, ketua tim peneliti, direncanakan mempresentasikan enam halaman ringkasan risetnya dalam pertemuan tahunan Asosiasi Urologi Amerika di Amerika Serikat.
Pryor bersama koleganya melakukan studi terhadap 2,614 pasien penderita ejakulasi dini berusia 18-77 tahun. Semua pasien itu setia melakukan hubungan seks monogami minimal enam bulan. Sebelum diberi obat, mereka ditanya keluhannya bermain seks. Sebagian besar mengeluh, kurang dari dua menit berpenetrasi sudah ejakulasi. "Malah ada yang kurang dari satu menit," ujar Pryor. Patokan inilah yang dipakai peneliti untuk melihat efektivitas obat tadi.
Pasien dikelompokkan dalam dua grup. Satu grup diberi 30 mg atau 60 mg dapoksetin selama lebih dari tiga bulan. Grup lain dicekoki plasebo (obat bohongan). Lalu pasien ditanya 1-3 jam sesudah hubungan. Mereka juga dibekali jam pencatat kecepatan untuk melihat kapan ejakulasi terjadi.
Pada dua pekan pertama penelitian, tak banyak perubahan pada pemakai dapoksetin. Sebanyak 75% pasien masih ejakulasi kurang dua menit. Tapi, setelah itu, terjadi penurunan kasus ejakulasi dini. Ejakulasi dini bisa ditunda 3-4 kali lebih lama.
Bahkan tingkat kepuasan seksual mereka bertambah. Untuk pemakai dapoksetin 30 mg, sebelum berobat kepuasannya cuma 2,5%. Setelah menenggak pil dapoksetin, meningkat menjadi 38%. Lalu untuk dosis 60 mg, dari 22,3% menjadi 46,5%. Sebaliknya, pengonsumsi plasebo cuma meningkat dari 21,6% menjadi 24,6%. Menurut Pryor, kepuasan seks pasangan mereka ikut melonjak. Efek samping? Tak terlalu banyak. Cuma mual dan sakit kepala.
Sebenarnya dapoksetin bukanlah obat baru. Sebelumnya sudah dipakai luas untuk penyakit gangguan jiwa. Ia bergolongan sama dengan Prozac, yang kerap dipakai sebagai obat antidepresi, yaitu golongan serotonin selective reuptake inhibitor. Tapi, karena hasil studi terakhir menunjukkan efek positif pada penderita ejakulasi, Alza mengajukan permohonan ke FDA. Jika disetujui, dapoksetin diklaim sebagai obat pertama di dunia yang khusus mengatasi ejakulasi dini.
Itu persis seperti yang dialami sildenafil. Zat aktif obat disfungsi ereksi bermerek Viagra ini sebelumnya sudah dikenal sebagai obat penyakit jantung. Namun, lantaran dianggap sukses mengobati penis loyo, pil biru itu pun diklaim sebagai obat disfungsi ereksi. Dan, FDA merestuinya.
Obat ini tentu memberi harapan bagi banyak pria. Menurut Dokter James H. Barada, urolog pada Pusat Kesehatan Seksual Pria, Albany, New York, Amerika Serikat, sepertiga laki-laki di dunia menderita ejakulasi prematur. Tak jelas angkanya, tapi 27%-34% laki-laki dari yang mengalami gangguan seksual kena ejakulasi dini. Ini lebih besar dari disfungsi ereksi yang cuma 12%.
Di Indonesia, angkanya tak jauh berbeda. Akmal Taher, urolog pada Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, mengaku bahwa setiap bulan Klinik Impotensi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo kedatangan lima pasien ejakulasi dini. "Ini adalah 15%-20% dari total kunjungan ke klinik tersebut," katanya.
Rata-rata pasien berumur 35-45 tahun. Ini berbeda dengan penderita disfungsi ereksi yang rata-rata di atas 50 tahun. Mereka yang datang biasanya berasal dari tipe yang gampang stres dan gelisah. Ketika pertama kali datang, mereka tidak langsung mengaku mengalami ejakulasi dini. Setelah dikorek, mereka bersedia bercerita banyak. Mereka pun datang ke dokter setelah gagal mencoba pengobatan alternatif dan obat bebas.
Menurut Wimpie Pangkahila, seksolog pada Pusat Studi Andrologi dan Seksologi Universitas Udayana, ejakulasi prematur terjadi, antara lain, karena serotonin di otak tak berfungsi baik sehingga ejakulasi tak bisa diperlambat. Penyebab lain, beban stres dan kelelahan. Untuk itu, diperlukan obat yang mengatur aktivitas serotonin di otak.
Menanggapi dapoksetin, Wimpie mengakui belum pernah meresepkannya. Tapi banyak obat yang bergolongan sama dengan dapoksetin yang sudah beredar di sini. Ia menyebut klomipramin dan fluoksetin. Seperti dapoksetin, keduanya dikenal sebagai obat gangguan jiwa. Kata Wimpie, obat itu manjur untuk mengatasi penyakit ejakulasi dini. "Sebanyak 80% pasien bisa disembuhkan dengan obat itu," ujarnya.
Aries Kelana, Alfian, dan Anton Muhajir (Denpasar)
[Kesehatan, Gatra Nomor 29 Beredar Senin, 30 Mei 2005]
sumber : Gatra
Jumat, 15 Februari 2008
Manusia dan Orang
Orang selalu punya harapan dan cita-cita. Entah itu yang baik ataupun yang nggak bener. Dan orang selalu saja beranggapan bahwa apa yang dia inginkan pasti bakal tercapai. Its okey, tapi mereka pada pelupa ya bahwa ada yang selalu menentukan atas apa yang selalu jadi harapannya itu, yaitu Allah SWT. Dan atas kelupaannya itu diapun jadi fatal tindakannya, stress kalo gagal dan lupa diri bila berhasil.
OOO..orang, and manusia beda apa kagak ya, maunya baik-baik aja padahal apa yang dianggapnya baik itu belum tentu bagi dirinya baik juga, dan apa yang di pandangnya buruk itu belum tentu juga buruk bagi dirinya. Makanya sobat jangan berusaha menggelapkan mata terhadap keyakinan yang benar, bukalah jendela hati biar angin keimanan selalu menerpa dan menyejukkan hidup ini. Biar kagak mudah stress and mabuk duniawi yang bikin pusing mahluk2 lain, kasihankan yang nggak bersalah jadi senewen gara2 kita, he..he... . O ya kalo pada sakit ati sudah tahu belum ya obatnya tuh yang suka di kaset2 itu, bagus bener kalo kita mau mengamalkannya.
Tapi sulit sih, tapi juga kalo memang benar2 mau terbebas dari ini penyakit ya harus dipaksa jalaninnya okey. Sudah dulu ya , postingan perdana ini, sukses buat yang bercita2 baik and mulia. Amiin.