Selasa, 14 Oktober 2008

Mungkinkah Balita Jatuh Cinta??


Jangan dulu khawatir bila melihat balita Anda selalu ingin bermain berdua saja dengan temannya yang berbeda jenis kelamin. Jangan pula panik ketika dia menyebut teman lawan jenisnya itu sebagai "pacar". Karena, konsep cinta anak-anak tidak sama dengan konsep cinta menurut kita, orang dewasa.

Menurut ahli, saat anak berusia 2 tahun, ia mengerti bahwa kedua orang tuanya akan melakukan apa saja demi kesejahteraannya. Hal ini membuatnya merasa bahagia, puas, dan nyaman. Kepuasan diri inilah yang mereka namakan ”cinta”.
Ketika anak memasuki usia 3 tahun, mereka mulai memahami bahwa disiplin yang diterapkan orang tua merupakan isyarat cinta. Dan persepsi itu tepat. Dengan menerapkan batas-batas keamanan dan tidak membiarkan anak kehilangan kontrol, orang tua sebenarnya tengah membuktikan bahwa mereka melindungi anak dari bahaya dan mengurangi emosi menakutkan yang dialami anak.


Saat mereka berusia 4 tahun, anak mulai merasa bahwa selain pelukan dan belaian, cinta juga dapat diungkapkan dengan kata-kata. Maka orang tua sudah seharusnya mengungkapkan kata cinta melalui kata-kata.
Jika balita Anda laki-laki, dan merasa lebih senang bermain rumah-rumahan dan berpura-pura melangsungkan pernikahan dengan teman perempuannya, jangan dulu mengklaim bahwa ia telah jatuh cinta.

Menurut ahli, hal semacam itu memang umum terjadi pada anak usia balita, dan tak perlu dikhawatirkan. Saat berusia 4-5 tahun, anak sudah bisa membedakan antara cinta untuk orang tuanya dan cinta yang ada di antara orang tuanya. Anak juga menyadari perasaan romantis mereka terhadap orang lain. Mereka bisa tertarik dengan orang lain dan mengungkapkannya dengan meniru cara orang tua mereka mengungkapkan cinta satu sama lainnya.

Persahabatan antara anak laki-laki dan perempuan yang terjadi selama masa prasekolah dan taman kanak-kanak biasanya disebabkan karena adanya kesamaan gaya bermain antara mereka.
Sumber : Suara Merdeka

Tidak ada komentar: